Materi Belajar
ANTROPOSFER
adalah lapisan manusia yang merupakan tema sentral diantara sfera-ftera.
Karena kajian geografi merupakan tema sentral, maka kajian geografis sering
disebut antroposentris. Pengertian yang diperkenalkan oleh Eratosthenes, geografi merupakan ilmu
yang mendeskripsikan manusia dengan lingkungan alam di wilayah-wilayah
tertentu berdasarkan data dan informasi yang diperoleh.
Pengkajian geografi berkaitan dengan aspek alam tentang tempat terjadinya
gejala dan aspek manusia penghuni alam tersebut. Karl
Ritter menyatakan bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal
manusia. Pengertian tersebut sudah termasuk aktivitas manusia untuk
mempertahankan hidupnya, juga dianalisis penyebarannya, perkembangan,
hubungan dan interaksinya secara keruangan.
A. LEDAKAN JUMLAH PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk dunia sangat pesat tahun 1999 jumlahnya mencapai 6
milyar dan pada tahun 2005 mencapai 9
milyar. Pertumbuhan
yang melesat ini dikenal sebagai ledakan jumlah penduduk.
1. Dampak Peledakan Penduduk
a.
Persaingan Lapangan Pekerjaan,
semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin banyak orang memperebutkan
lapangan pekerjaan.
b.
Persaingan untuk mendapat
permukiman, kondisi ini biasanya terjadi di kota-kota besar, mereka yang
tidak mendapatkan pemukiman yang terjangkau biasanya tinggal di kawasan
kumuh.
c.
Kesempatan pendidikan, pertambahan
penduduk yang tinggi tidak diimbangi dengan pembangunan sarana dan prasarana
mengakibatkan tidak semua penduduk memiliki kesempatan mendapatkan pendidikan
yang layak.
2. Pengendalian Peledakan Penduduk
a.
Insentif dan sanksi. Insentif
merupakan tunjangan biaya yang diberikan oleh pemerintah berwenang. Sanksi
merupakan pembatasan tujangan yang diberikan pemerintah berwenang.
b.
Pendidikan
tentang keluarga berencana.
B. KOMPOSISI
PENDUDUK BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMIN
1. Menghitung Jumlah
Penduduk
a. Sensus penduduk
Sensus penduduk dapat dibedakan atas dua macam, yakni sensus de facto
dan de jure. Sensus de facto adalah penghitungan penduduk atau pencacahan
penduduk yang dilakukan terhadap setiap orang yang pada waktu sensus diadakan
berada dalam wilayah sensus. Sementara sensus de jure adalah pencacahan yang
hanya dikenakan pada penduduk yang benar-benar bertempat tinggal dalam
wilayah sensus tersebut.
b.
Registrasi
Registrasi merupakan kumpulan keterangan mengenai kelahiran, kematian
dan segala kejadian penting manusia, misalnya perkawinan, perceraian,
pengangkatan anak dan perpindahan penduduk.
c.
Survei
Survei merupakan pencacahan penduduk dengan cara mengambil contoh
daerah.
2. Komposisi
Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk adalah
pengelompokan penduduk atas dasar kriteria tertentu. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk dapat
dikelompokkan menjadi penduduk lak-laki dan perempuan. Sementara berdasarkan umur, penduduk dapat
dikelompokkan menurut ukuran rentang usia tertentu, misalnya satu tahun, lima
tahun, dan dua puluh lima tahun.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat disajikan dalam
bentuk tabel atau bentuk grafik. Grafik susunan penduduk menurut umur dan
jenis kelamin pada saat tertentu yang berbentuk piramida disebut piramida penduduk.
Piramida penduduk dapat digolongkan ke dalam tiga macam, yaitu piramida
penduduk muda, piramida penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua.
a.
Piramida penduduk muda menunjukkan bahwa penduduk suatu negara tersebut sedang
mengalmai pertumbuhan.
b.
Piramida penduduk Stasioner menunjukkan bahwa penduduk dalam
suatu negara tersebut keadaan stasioner atau tetap. Piramida penduduk ini
menunjukkan bahwa jumlah kelahiran dan kematian seimbang.
c. Piramida
penduduk tua menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk suatu negara
tersebut berada pada kelompok usia tua.
C. MENGHITUNG
PERTUMBUHAN PENDUDUK SUATU WILAYAH
Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan dinamis antara
kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah
penduduk. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu
kelahiran, kematian, dan migrasi. Faktor pertumbuhan penduduk, kelahiran dan
kematian disebut faktor alami, sedang migrasi disebut faktor nonalami.
Kelahiran bersifat menambah, sedangkan kematian bersifat mengurangi jumlah
penduduk. Faktor migrasi dapat menambah atau mengurangi jumlah penduduk.
Migrasi yang bersifat menambah disebut migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi yang bersifat
mengurangi disebut migrasi keluar (emigrasi)
1. Mengukur
Pertumbuhan Penduduk
a.
Pertumbuhan
Penduduk Alami (natural increase)
Pertumbuhan penduduk alami adalah selisih jumlah kelahiran dengan jumlah
kematian.
T = (L – M)
Contoh :
Diketahui jumlah kelahiran penduduk kota Bekasi pada tahun 2006 adalah 8.000
jiwa dan angka kematiannya 3.000 jiwa. Berapakah pertumbuhan alaminya ?
T = ( 8.000 – 3.000 )
= 5.000 jiwa.
Pertumbuhan penduduk kota Bekasi tahun 2006 adalah 5.000 jiwa
b.
Pertumbuhan
Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk total memperhitungkan migrasi (imigrasi dan
emigrasi), dengan rumus sebagai berikut.
T = (L – M) + (I – E)
Contoh :
Diketahui jumlah kelahiran penduduk kota Bekasi pada tahun 2006 adalah
8.000 jiwa dan angka kematiannya 3.000 jiwa.
Jumlah Imigrasi 2.000 jiwa dan emigrasi 1.000 jiwa. Berapakah pertumbuhan totalnya ?
T = ( 8.000 – 3.000 ) + ( 2.000 – 1.000 ) jiwa
= 5.000 + 1.000
= 6.000 jiwa
Pertumbuhan penduduk total kota Bekasi tahun 2006 = 6.000 jiwa
2. Proyeksi
Penduduk
Jumlah penduduk di masa yang akan datang dapat dihitung atau
diproyeksikan mengenai jumlah penduduk masa yang akan datang sangat penting.
Pn = Po (1 + r)n
3. Kelahiran
(natalitas)
a.
Faktor-faktor
pronatalitas
(1) Kawin usia muda
(2) Tingkat kesehatan
(3) Anggapan banyak anak banyak rezeki
b.
Faktor-faktor
antinatalitas
(1) Pembatasan umur menikah
(2) Program Keluarga Berencana
(3) Pembatasan tunjangan anak
(4) Anak merupakan beban
Pengukuran kelahiran dapat dilakukan melalui beberapa cara ;
(1) Angka Kelahiran Kasar
Angka kelahiran kasar (crude birth rate disingkat CBR) menunjukkan jumlah
kelahiran tiap 1.000 penduduk setiap tahun, dengan rumus sebagai berikut.
CBR =
(2) Angka Kelahiran Menurut Umur
Cara pengukuran kelahiran metode CBR seringkali kurang memuaskan karena
tidak memperhatikan pembagian menurut jenis kelamin dan menurut golongan
umur.
ASBR =
4. Kematian
(mortalitas)
a.
Faktor-faktor
antimortalitas
(a) tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai,
(b) lingkungan yang bersih dan teratur,
(c) adanya ajaran agama yang melarang bunur diri, dan
(d) tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi sehingga
penduduk tidak mudah terserang penyakit.
b.
Faktor-faktor promortalitas
(a) kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan,
(b) fasilitas kesehatan yang kurang memadai, misalnya
kurangnya rumah sakit, peralatan kesehatan, dan obat-obatan,
(c) seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas,
(d) adanya bencana alam yang meminta korban jiwa,
(e) terjadinya peperangan.
Pengukuran kematian dapat dilakukan melalui beberapa cara.
1.
Angka Kematian
Kasar
Angka kematian kasar (crude death rate / CDR) adalah angka yang
menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000 penduduk setiap tahun, dengan rumus
sebagai berikut.
CDR =
Angka kematian menurut umur (Age Specific Death Rate / ASDR) adalah angka
yang menyatakan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu setiap 1.000
penduduk dalam kelompok umur yang sama.
|
A.
PERSEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan
kepadatan penduduk tiap-tiap daerah atau negara adalah sebagai berikut.
a. Faktor
Fisiografis
Penduduk selalu memilih tempat tinggal yang baik, strategis, tanah subur,
relief baik, cukup air, dan daerahnya aman.
b. Faktor Biologi
Tingkat pertumbuhan penduduk di setiap daerah adalah berbeda-beda karena
adanya perbedaan tingkat kematian, tingkat kelahiran, dan angka perkawinan.
c. Faktor
Kebudayaan dan Teknologi
Daerah yang masyarakatnya maju, pola berpikirnya bagus, dan keadaan pembangunan
fisiknya maju akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan daerah yang
terbelakang.
Kepadatan penduduk dapat dibedakan atas dua macam.
1)
Kepadatan
penduduk aritmatik, yaitu jumlah rata-rata penduduk setiap km2.
2) Kepadatan penduduk agraris, yaitu jumlah rata-rata
penduduk petani setiap tahun luas lahan pertanian.
Kepadatan Penduduk Agraris =
B. KUALITAS
PENDUDUK BERDASARKAN PENDIDIKAN, KESEHATAN, MATA PENCAHARIAN, DAN PENDAPATAN
a. Kualitas
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Menurut tingkat pendidikannya, penduduk dapat dikelompokkan menjadi
penduduk yang buta huruf dan yang melek huruf.
Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia
adalah sebagai berikut :
1.
Masih kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
2.
Pendapatan
penduduk yang rendah menyebabkan anak tidak dapat melanjutkan sekolah karena
tidak mempunyai biaya.
3.
Kurang dan
tidak meratanya sarana pendidikan.
Untuk menaikkan tingkat pendidikan penduduk, pemerintah Indonesia
mengambil langkah-langkah, antara lain sebagai berikut.
1.
Membangun
sekolah-sekolah baru terutama SD Inpres di daerah-daerah yang kurang jumlah
sekolahnya.
2.
Mengadakan
perbaikan dan penambahan alat-alat pratikum, laboratorium, perpustakaan dan
buku-buku pelajaran.
3.
Menambah dan
meningkatkan kualitas guru.
4.
Mencanangkan
program wajib belajar dan orang tua asuh.
5.
Memberikan
beasiswa kepada murid-murid yang berprestasi.
6.
Menjalankan Undang-Undang Dasar.
b. Kualitas
Penduduk Menurut Tingkat Kesehatan
Penduduk suatu negara dikatakan berkualitas tinggi apabila tingkat
kesehatannya juga tinggi.
Dalam upaya menaikkan tingkat kesehatan masyarakat, langkah-langkah :
1)
Memperbanyak
dan meningkatkan fungsi rumah sakit, puskesmas, dll.
2)
Menambah jumlah
serta menaikan kualitas tenaga medis.
3)
Menyelenggarakan
penyuluhan kesehatan, gizi, dan lingkungan.
4)
Mengadakan
imunisasi massal secara murah atau gratis.
5)
Mengadakan
Posyandu.
c. Kualitas
penduduk menurut mata pencaharian penduduk
Dengan meningkatnya tingkat pendidikan, maka kualitas tenaga kerja pun
menjadi meningkat, sehingga lapangan kerja yang ada dapat terisi oleh tenaga
kerja yang berkualitas baik.
d.
Kualitas penduduk menurut Pendapatan (Penghasilan)
Besarnya penghasilan dapat mempengaruhi taraf hidup seseorang. Makin
tinggi penghasilan makin tinggi pula tarap hidupnya. Pendapatan per kapita
itu dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan ekonomi nasional dalam satu
tahun yang disebut GNP (Gross National Product) dan perkembangan jumlah
penduduk.
Rasio ketergantungan (dependency ratio) adalah suatu angka yang
menunjukkan besar beban tanggungan atau besar angka ketergantungan dari
kelompok usia produktif terhadap kelompok tidak produktif.
DR =
Sedangkan Sex Ratio adalah suatu angka yang menunjukkan jumlah penduduk laki-laki
dibandingkan jumlah penduduk perempuan di suatu wilayah.
SR =
Antara lain.
1.
Jumlah
penduduknya banyak
2.
Pertumbuhan
penduduknya cepat
3.
Persebaran penduduknya
yang tidak merata
4.
Komposisi
penduduk kurang menguntungkan
5.
Arus urbanisasi
tinggi.
Beberapa usaha untuk mengatasi permasalahan kependudukan dan lingkungan
hidup.
1)
Perencanaan,
pengaturan, dan pembatasan usia minimal pernikahan.
2)
Perencanaan,
pengaturan dan pembatasan kelahiran
3)
Meratakan
persebaran penduduk
4)
Memperluas
kesempatan kerja
5)
Menyelenggarakan
pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
6)
Intensifikasi
dan ekstensifikasi pertanian
7)
Pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi
8)
Perluasan
industrialisasi
9)
Penggunaan
tanah untuk pertanian, perindustrian.
|
Tidak ada komentar :
Posting Komentar