PERKEMBANGAN
JAGAT RAYA DAN PEMBENTUKAN MUKA BUMI
Jagat Raya dan Tata Surya
1.
Pengertian
Jagat Raya
a.
Yang disebut
jagat raya, alam semesta atau antariksa yaitu ruangan yang meluas ke segala
arah, tidak terhingga, tetapi ada batas-batasnya yang belum dapat diketahui.
b.
Jagat raya
diduga bentuknya melengkung dan dalam keadaan memuai.
c. Jagat raya terdiri atas galaksi-galaksi atau
sistem-sistem bintang yang jumlahnya ribuan. Salah satu
diantaranya adalah galaksi Bimasakti.
d. Galaksi-galaksi terdiri atas benda-benda langit yang
ada, yang membentuk sistem bintang yang kecil-kecil. Salah satu anggota dari
tata surya adalah planet bumi.
Jadi jagat raya adalah ruangan yang maha luas, yang
tak dapat diketahui atau dibayangkan luasnya. Galaksi adalah kumpulan
bintang, planet, gas, debu, nebula, dan benda-benda langit lainnya yang
membentuk “pulau-pulau” di dalam ruang hampa jagat raya. Secara umum
bentuk-bentuk galaksi dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
a. Bentuk spiral, galaksi ini mempunyai roda-roda
catherina, dengan lengan-lengan berbentuk spiral keluar dari pusat yang
terang (jumlahnya kira-kira 60%).
b. Bentuk spiral berpalang, lengan-lengan spiral
galaksi ini keluar dari bagian ujung suatu pusat kira-kira 18% dari jumlah
galaksi merupakan spiral-spiral ataupun spiral-spiral yang terpotong.
c. Bentuk elips, galaksi ini berbentuk elips, mulai
dari bentuk hampir menyerupai bola kaki, sampai pada bentuk yang sangat
lonjong seperti bola rugby (jumlahnya kira-kira 18%).
d. Bentuk tak beraturan, kira-kira 4% dari jumlah
galaksi berbentuk tak beraturan atau tidak mempunyai bentuk tertentu.
Ciri-ciri galaksi:
·
Galaksi
mempunyai cahaya sendiri bukan cahaya pantulan.
·
Galaksi-galaksi
lainnya dapat terlihat berada di luar galaksi Bimasakti.
·
Jarak antara
galaksi yang satu dengan yang lainnya jutaan tahun cahaya.
·
Galaksi
mempunyai bentuk-bentuk tertentu, misalnya: bentuk spiral, bentuk elips, dan
bentuk tidak beraturan (irregular galaxis).
Menurut para ahli astronomi, ruang antara galaksi yang satu dengan
galaksi yang lainnya tidak kosong tetapi mengandung materi yang disebut
zat inter galaxy. Zat inter galaxy ini seperti zat
interstellair yang terdiri dari proton, elektron, dan ion lain yang
bergerak simpang siur dalam jagat raya ini. Ada beberapa
macam galaksi yang sudah diketahui manusia, antara lain:
a. Galaksi Bimasakti, merupakan galaksi di mana bumi
berada. Galaksi ini memiliki bentuk spiral dengan diameter
kira-kira 100.000 tahun cahaya.
b.
Galaksi
Magellan, merupakan galaksi yang paling dekat dengan galaksi bimasakti.
Jaraknya kurang lebih 150.000 tahun cahaya dan berada di belahan langit
selatan.
c.
Galaksi Ursa
Mayor, berjarak 10.000.000 tahun cahaya dari galaksi bimasakti. Bentuk
galaksi ursa mayor adalah elips dan rapat.
d.
Galaksi jauh, galaksi-galaksi
yang terletak lebih dari 10.000.000 tahun cahaya dari galaksi bimasakti
tersebut galaksi jauh. Contoh galaksi jauh yaitu: galaksi silvery,
triangulum, dan whirlpool.
2.
Jagat Raya yang
Mengembang
Bahwa jagat raya mulai dengan sebuah ledakan yang hebat dan sejak itu
sampai sekarang jagat raya terus berkembang.
a.
Pendapat-pendapat baru
Jagat raya berada dalam ruang yang membentuk ke segala arah dengan
ledakan dan tak ada batasnya. Ruang ini berdimensi 3 atau berukuran panjang,
lebar, dan dalam (tebal). Di samping itu mengalir “waktu” yang berdimensi
satu, mengalir dari masa yang lampau ke mas yang akan datang. “Ruang” (space)
dan “waktu” (time) adalah dua paham yang berbeda.
b.
Jagat raya
dipenuhi bintang-bintang dan kabut-kabut
Jagat raya dipenuhi dengan bintang-bintang dan kabut-kabut yang memberi
lapangan gravitasi, dimana sinar cahaya dibelokkan dari arah lurus.
c.
Teori Creatio Continua
Teori
tersebut menjelaskan bahwa alam raya tidak sekaligus diciptakan dalam satu
waktu, tetapi semenjak permulaan secara terus-menerus dilahirkan
partikel-partikel atau bagian-bagian atom, yang dalam waktu jutaan tahun
mengembun menjadi kabut-kabut kosmis, kemudian memadat menjadi kabut-kabut spiral
dengan bintang-bintang dan jasad-jasad angkasa lainnya
3. Teori-teori Asal Mula Jagat Raya
a.
Teori ledakan hebat
Teori ledakan hebat menurut Baker adalah perluasan jagat raya menurut
teori hebat dianalogikan dengan sebuah balon yang digelembungkan.
Bintik-bintik A, B dan C menggambarkan galaksi-galaksi di lokasi yang relatif
tetap.
b.
Teori keadaan tetap
Dalam teori
keadaan tetap, harus diterima anggapan bahwa zat baru selalu diciptakan dalam
ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan
terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh.
4.
Kritikan-kritikan
Pada Teori Ledakan Hebat dan Teori Keadaan Tetap
a.
Anggapan antroposentris
Antroposentris
(anthropos = manusia; centrum = pusat) adalah anggapan yang
menyatakan bahwa manusia sebagai pusat segalanya.
b.
Anggapan geosentris
Geosentris (geo
= bumi; centrum = pusat) adalah anggapan yang menyatakan bahwa bumi
adalah pusat semesta alam.
c.
Anggapan heliosentris
Heliosentris
(helios = matahari; centrum = pusat) adalah anggapan bahwa
pusat jagat raya adalah matahari. Beberapa ahli pendukung teori heliosentris
antara lain: Bruno, Johanes Kepler, Galileo, Isaac Newton.
5.
Tata Surya
Planet-planet dalam tata surya dibagi dalam dua golongan, yaitu planet
dalam dan planet luar:
a. Planet-planet dalam, yaitu
planet-planet yang lintasannya di antara bumi dan matahari. Yang
tergolong planet dalam ialah Merkurius dan Venus.
b.
Planet-planet
luar, yaitu planet-planet yang lintasannya mengelilingi
matahari lebih jauh dan lebih besar daripada jari-jari lintasan bumi
mengelilingi matahari. Yang tergolong planet luar ialah Mars, Yupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Sebelum tahun 2006, planet dalam sistem tata surya
didefinisikan berjumlah sembilan, termasuk pluto. Namun, pada Agustus 2006,
para ilmuwan astronomi yang tergabung dalam The International Astronomical
Union (IAU) memutuskan untuk mengeliminasi Pluto dari sistem tata surya.
Hal ini karena Pluto tidak memenuhi syarat sebagai planet.
Pada tahun 2006 telah ditemukan jenis planet lain
seperti UB 313 atau Zena yang memiliki ukuran lebih besar dari Pluto dan
bersatelit. Begitu juga dengan ditemukannya belasan planet lain yang
berukuran lebih kecil dari Pluto seperti Quasar, Huya, Sedna, Orvus, Vesta,
Pallas, Hygica, Varuna, dan 2003EL61. Planet 2003EL61 memiliki satelit, namun
ukurannya lebih kecil dari Pluto.
Beberapa hal penting mengenai planet-planet:
a.
Planet-planet
tidak mempunyai cahaya sendiri.
b.
Planet-planet
tidak berkelap-kelip seperti halnya bintang sejati, tetapi berkilauan.
c.
Dengan teropong
kecil, planet-planet itu terlihat sebagai keping atau cakram yang bersinar.
d.
Lintasan-lintasan
planet ini merupakan bidang-bidang yang berbentuk elips.
e.
Planet-planet
beredar mengelilingi matahari dengan arah yang sama.
f.
Kebanyakan
planet-planet mempunyai satelit (pengiring) atau bulan.
6.
Terjadinya Bumi dan Tata
Surya
a.
Hipotesis kabut (solar nebula)
Menurut
Imanuel Kant (1724-1804) bahwa di jagat raya terdapat gumpalan kabut yang
berputar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama-kelamaan menjadi
gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari dan bagian kabut sekitarnya
menjadi planet-planet dan satelitnya.
b.
Hipotesis planetesimal
Menurut Thomas
C. Chamberlin (1843-1928) bahwa matahari telah ada sebagai salah satu dari
bintang-bintang yang banyak. Pada suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan
pada jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang
naik pada permukaan matahari maupun bintang itu. Sebagaian
dari massa matahari itu tertarik ke arah bintang.
c.
Hipotesis pasang surut gas
Pada tahun
1917 sarjana Inggris, James Jeans (1877-1946) dan Herald Jeffries menyatakan
bahwa hipotesis ini pada suatu saat sebuah bintang yang hampir sama besarnya
dengan matahari melintas di dekat matahari. Hal ini menimbulkan terjadinya
pasang pada matahari. Pasang itu berbentuk seperti cerutu yang sangat besar.
Bentuk cerutu yang sangat besar ini kemudian bergerak mengelilingi matahari dan
mengalami perpecahan menjadi sejumlah butir-butir tetesan kecil.
d.
Hipotesis peledakan bintang
Menurut Fred
Hoyle (1956) menyatakan bahwa kemungkinan matahari memiliki kawan sebuah
bintang (matahari juga bintang) dan pada mulanya berevolusi satu sama lain. Ada
juga diantaranya yang memadat dan mungkin terjerat ke dalam orbit keliling
matahari. Banyak
bintang yang meledak akan bebas di ruang angkasa.
e.
Hipotesis kuiper
Menurut Gerard P. Kuiper (1905-1973) mengemukakan bahwa semesta terdiri
dari formasi bintang-bintang. Menurut dia, dua pusat yang memadat berkembang
dalam suatu awan antarbintang dari gas hidrogen. Pusat yang satu lebih besar
daripada pusat yang lainnya dan kemudian memadat menjadi bintang tunggal,
yaitu Matahari.
|
A. Sejarah
Pembentukan Bumi
Era sejarah pembentukan Bumi dapat dibagi empat, yaitu: Prakambrium,
Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum.
1. Prakambrium
Era Prakambrium lebih tua dari zaman Kambrium, dimana lapisan-lapisannya
selalu terdapat di bawah lapisan-lapisan yang mengandung fosil. Karena
bentuknya agak melingkar dan permukaannya sedikit cembung, maka inti-inti
Prakambrium disebut “perisai benua”.
2. Palaezoikum
a.
Kambrium
Semua masih
hidup terbatas pada air laut, terutama jasad-jasad samudera, contohnya:
archaecyatha dan binatang petunjuk.
1.
Archaecyatha
Peranannya seperti binatang karang sekarang. Gamping yang mengandung
Archaecyata telah ditemukan di California, Siberia, Spanyol, Australia, dan
lain-lain.
2.
Binatang
Binatang yang
menjadi fosil penunjuk yang terpenting pada Zaman Kambrium adalah Trilobita
yaitu sejenis udang-udangan yang berkulit keras.
Anggapan yang
menyebabkan binatang-binatang yang dapat memfosil sekian banyak dan ditemukan
sebagian besar di daerah tertentu, misalnya Kanada Barat, adalah:
a)
Pada zaman Kambrium, batu-batuan
terkena pengaruh metamorfosa lebih kecil sehingga lapisan-lapisan batu-batuan
yang telah diendapkan dalam zaman geologi yang lebih muda. Contohnya Lempung
Lemigrad.
b)
Setelah zaman Kambrium, beberapa
kelompok binatang lebih mempunyai kerangka, kemungkinan untuk memfosil lebih
besar.
Batuan pada
zaman Kambrium bercirikan endapan gamping yang mengandung banyak pirit,
sedimen pasir, berlempung, dan kaya akan fosil. Maka kambrium diperkirakan
lamanya 70 juta tahun. Dengan menggunakan jejak fosil, maka dapatlah
diketahui 3 macam zaman Kambrium yaitu:
1)
Fauna Kambrium Bawah
Masih
bersifat kosmopolit, yaitu binatang-binatang masih terdapat di berbagai
tempat di dunia (Trilobit Olenellus).
2)
Fauna Kambrium Tengah
Sudah terbagi menjadi daerah-daerah fauna Pasifik dan Atlantik. Daerah
Atlantik sebagai fosil binatang Paradoxides (Pasifik Olenoides).
3)
Fauna Kambrium Atas
Daerah fauna
Pasifik bercirikan Diclocephalus dan terus menembus Eropa-Tiongkok-Tibet
sampai Spanyol. Daerah fauna Atlantik bercirikan Olenus.
b.
Silur
Banyak
kelompok binatang baru muncul dalam zaman Silur ini. Diantaranya yang
terpenting adalah Vertebrata atau binatang bertulang belakang.
c.
Devon
Zaman ini bercirikan munculnya tumbuh-tumbuhan darat dan binatang
bertulang belakang. Pada dasarnya Devon terbagi atas 3 macam, yaitu Devon
Bawah, Devon Tengah, dan Devon Atas.
d.
Karbon
Zaman ini
ditandai dengan timbulnya sejumlah besar karbon bebas di perbagai bagian
dunia.
e.
Perm
Ciri lain
adalah adanya penyimpangan fauna laut dari 2 karbon fosil pada era
Paleozoikum yang penghabisan.
Di Indonesia, peninggalan Perm ditemukan di Timor pada
lembah Sungai Noil, besi di Miaffo Timor Barat Daya berupa lapisan lava-lava
bantal. Lapisan Perm mengandung minyak, kalium (bahan
porselin), lempung keramik, besi, dan batu bara.
Pada umumnya, dalam sejarah bumi ditemukan
kaidah-kaidah sebagai berikut:
1)
Bila perbedaan
tinggi topografi tidak seberapa dan terdapat genangan laut yang luas, maka
akan terdapat iklim yang panas dan merata di bagian bumi yang luas.
2)
Bila perbedaan
tinggi topografi besar, yaitu selama ada orogenesis (masa pembentukan
pegunungan) yang penting dan meluas di seluruh dunia, ada pembagian iklim
yang jelas misalnya kutub, sedang, kering, gersang, dan hujan tropis.
Jadi, dari era Paleozoikum dan Prakambrium dapat disimpulkan beberapa
hal, yakni :
-
Pada era
Azoikum dapat dikatakan belum ada kehidupan sama sekali, barulah pada era
Proterozoikum mulai ada kehidupan.
- Pada era Paleozoikum mulai ada fosil-fosil baik
berasal dari flora maupun fauna.
- Pada era Paleozoikum dapat disebut mulai ada tingkat
kehidupan. Pada saat itu mulai timbul berbagai kehidupan seperti tumbuhan
daratan pertama, ikan, dan ubur-ubur yang tingkat kehidupannya masih sangat
sederhana.
3.
Mesozoikum
Mesozoikum
terdiri dari zaman Kapur, Jura, dan Trias. Zaman Kapur berumur kurang lebih
90 juta tahun, Jura 145 juta tahun, dan Trias 190 juta tahun. Pada zaman ini
mulai timbul dan berkembang tumbuh-tumbuhan berdaun lebar, binatang melata,
amfibi, ikan, dan binatang menyusui pertama.
4.
Kenozoikum
Kenozoikum
disebut juga era Neozoikum, terdiri dari zaman tersier dan kuarter dan
merupakan tingkat kehidupan baru.
a.
Zaman Tersier
terbagi menjadi masa eosen, oligosen, dan pleistosen. Masa Eosen berumur 70
juta tahun, Oligeosen 42 juta tahun, Miosen 20 juta tahun, dan Pleistosen 16
juta tahun. Pada zaman Tersier tumbuh-tumbuhan berkembang biak dan meluas ke
seluruh wilayah kontinen, demikian juga mulai timbul dan berkembang
tumbuh-tumbuhan berbunga.
b. Zaman Kuarter terdiri dari
masa Pleistosen atau Diluvium dan masa Holosen atau Aluvium
B.
Perkembangan
Muka Bumi (Pangaea Dan Gondwana)
Benua Asia terdiri dari tiga lempeng benua yang besar, yaitu Eurasia,
Pasifik, dan India. Eurasia merupakan lempeng yang paling besar dan relatif
statis, sedangkan lempeng Pasifik dan India terus-menerus bergerak, menggeser
ke arah barat laut (Pasifik), dan utara (India). Gerakan-gerakan yang saling
“tabrakan” ini menghasilkan jajaran pulau-pulau dan jajaran pegunungan
seperti Pegunungan Himalaya
Hal-hal penting tentang gerakan benua adalah sebagai berikut:
1.
Gerakan-gerakan
lempeng tektonik terus-menerus terjadi dan menciptakan berbagai perubahan di
permukaan bumi.
2.
Sumber gerakan
ini ialah arus yang disebabkan oleh panas bumi.
3.
Lempeng
tektonik dapat meleleh waktu mendekati kulit bumi dan keluar lewat gunung
api, celah, atau retakan seperti yang terjadi pada Pematang Atlantik Tengah.
4.
Dasar batuan
yang meleleh mendesak maju ke bagian kerak bumi yang lebih tua.
5.
Teori gerakan
lempeng tektonik banyak kaitannya dengan persebaran gunung api di muka bumi
dan terjadinya gempa bumi.
Beberapa teori tentang gerakan benua disampaikan oleh beberapa ahli
sebagai berikut:
1.
Alfret Lothar Wegener
Ia mengemukakan teori yang disebut Apungan dan Pergeseran
Benua-benua. Adapun titik tolak teori
Wegener tersebut adalah:
a.
Adanya
persamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara
dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika.
b.
Daerah
Greenland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36
meter/tahun, sedangkan Kepulauan Madagaskan menjauhi Afrika Selatan dengan
kecepatan 9 meter/tahun.
Dengan peristiwa tersebut maka terjadilah hal-hal sebagai berikut:
1)
Adanya kegiatan
seismik yang luar biasa di sepanjang Patahan St. Andreas, dekat pantai Barat
Amerika Serikat.
2)
Batas Samudera
Hindia makin mendesak ke Utara. Anak Benua India semula diduga agak panjang,
tetapi karena gerakannya ke Utara, maka India makin menyempit dan makin
mendekati ke Benua Eurasia. Proses tersebut menimbulkan lipatan Pegunungan
Himalaya.
2.
Descartes
Menurut Rene Descartes (1596-1650), bumi makin susut dan mengkerut karena
pendinginan.
3.
Edward Suess
Suess
menyatakan bahwa persamaan geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India,
Australia, dan Antartika disebabkan oleh bersatunya daratan-daratan itu pada
awal mulanya yang merupakan satu benua dan disebut Benua Gondwana.
C.
Deskripsi Karakteristik Perlapisan
Bumi
Lapisan kerak
bumi itu terdiri atas dua bagian, yaitu :
·
Kerak bumi yang
tebalnya sekitar 40 km.
·
Kerak dasar
samudera yang tebalnya sekitar 10 km.
Litosfer terpecah-pecah menjadi 12 lempeng. Dinamakan lempeng, karena
bagian litosfer itu mempunyai ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal
(panjang dan lebar), tetapi berukuran kecil pada arah vertikal.
Lempeng-lempeng itu masing-masing mempunyai gerak pergeseran mendatar. Akibat
arah pergeseran yang tidak sama, maka terjadilah tiga jenis batas pertemuan
antara lempeng-lempeng itu, yaitu saling menjauh, saling bertumbukan, dan
saling berpapasan.
1.
Di daerah dua
lempeng saling menjauh mendapat beberapa fenomena, seperti :
a.
Perenggangan
lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepi lempeng tersebut.
b.
Pembentukan
tanggul dasar samudera di sepanjang tempat perenggangan lempeng.
c.
Aktivitas
vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal dan hamparan
leleran lava yang encer.
d.
Aktivitas gempa
di dasar laut dan sekitarnya
2. Di daerah pertemuan dua lempeng, terjadi beberapa
fenomena sebagai berikut :
a.
Terdapat
aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi.
b.
Merupakan
daerah hiposentrum gempa dangkal dan dalam.
c.
Lempeng dasar
samudera menunjam ke bawah lempeng benua.
d.
Terbentuk
palung laut di tempat tumbukan itu.
e.
Pembengkakan
tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan.
f.
Penghancuran
lempeng akibat pergesekan lempeng, dan
g.
Timbunan sedimen campuran yang dalam
geologi dikenal dengan nama batuan bancuh atau melange.
3.
Di daerah
lempeng saling berpapasan terjadi pergeseran mendatar
Pada lipatan bagian lembah yang turun, dinamakan sinklin dan yang
puncak terangkat dinamakan antiklin.
D.
Teori Lempeng
Tektonik dan Persebaran Gunung Api Serta Gempa Bumi
Di daerah yang lempengannya saling menjauh, timbul
bahan lelehan dari dalam bumi melalui retakan-retakan, kemudian menjadi
dingin dan membentuk batuan yang disebut basal. Berpisahnya
lempengan-lempengan bumi ini terjadi jauh di bawah lautan di bumi. Basal yang
timbul kemudian membentuk deretan pematang bawah samudera.
Di Indonesia terdapat 400 gunung berapi, tetapi yang
masih aktif kira-kira 80 gunung saja. Gunung-gunung tersebut digolongkan
atas tiga barisan, yakni :
1.
Sumatera – Jawa
– Nusatenggara – sekitar Laut Banda.
2. Halmahera dan pulau-pulau di sebelah baratnya.
3. Sulawesi Utara – Pulau Sangihe – Pulau Mindanao.
Ada tiga sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia,
yakni Sistem Sunda, Sistem Busur Tepi Asia, dan Sistem Sirkum Australia.
1.
Sistem Sunda
Sistem ini
dimulai dari Arakan Yoma di Myanmar sampai ke Kepulauan Banda di Malaka
dengan panjang + 7.000 km. Sistem ini terdiri dari 5 busur pegunungan,
yaitu:
a.
Busur Arakan
Yoma, berpusat di Shan (Myanmar).
b.
Busur Andaman
Nicobar, berpusat di Mergui.
c.
Busur Sumatera-Jawa, berpusat di
Anambas.
d.
Busur Kepulauan Nusa Tenggara,
berpusat di Flores.
e. Busur Banda, berpusat di Banda.
2.
Sistem Busur Tepi Asia
a. Cabang pertama, dari Pulau Luzon melalui Pulau
Palawan ke Kalimantan Utara.
b. Cabang kedua, dari Pulau Luzon melalui Pulau Samar
ke Mindanau, dan Kepulauan Sulu ke Kalimantan Utara.
c. Cabang ketiga, dari Pulau Samar ke Mindanau, dan
Pulau Sangihe ke Sulawesi.
3.
Sistem Sirkum Australia
a.
Cabang pertama dari ekor Pulau Irian
melalui bagian tengah sampai ke Pegunungan Charleslois di sebelah barat.
b.
Cabang kedua dari Kepulauan Bismarck
melalui pegunungan tepi utara Irian sampai ke kepala burung menuju Halmahera.
Pusat gempa
di dalam bumi disebut hiposentrum. Pusat gempa pada permukaan bumi di
atas hiposentrum disebut episentrum. Pada peta gempa ada beberapa
macam garis yang dikenal, yakni :
1.
Homoseista ialah garis yang
menghubungkan tempat-tempat yang dilalui gempa pada waktu yang sama.
2. Isoseista ialah garis yang menghubungkan tempat-tempat
yang dilalui oleh gempa dengan berintensitas yang sama. Ada
isoseista yang ke-1, ke-2, ke-3, dan seterusnya.
3. Pleistoseista ialah garis yang mengelilingi daerah
yang mendapat kerusakan terhebat dari gempa bumi.
Proses perambatan gempa bumi melalui tiga macam
getaran, yaitu:
1. Getaran longitudinal (merapat-merenggang)
Getaran berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui dalam bumi. Kecepatan
getaran ini besar sekali, yakni 7-14 km per jam.
2. Getaran transversal (naik turun)
Getaran ini berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui (bagian) dalam
bumi. Kecepatan getaran ini antara 4-7 km per jam.
3. Getaran gelombang panjang
Getaran ini berasal dari episentrum dan bergerak melalui permukaan bumi.
Kecepatan getaran ini antara 3,8-3,9 km per jam.
Dilihat dari intensitasnya, ada dua macam gempa, yakni:
2.
Mikroseisme,
yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dapat diketahui dengan
menggunakan alat saja.
Menurut sebab terjadinya, gempa ada tiga macam, yaitu:
1.
Gempa runtuhan
terjadi karena gugurnya atau runtuhnya tanah
2.
Gempa vulkanis,
terjadi karena meletusnya gunung api.
3.
Gempa tektonik,
disebabkan oleh gerak lempeng tektonik dan merupakan akibat dari gerak
orogenetik. Karena gempa ini selalu mengakibatkan pergeseran muka bumi, maka
gempa ini disebut juga gempa dislokasi. Gempa bumi tektonik banyak terjadi di
daerah yang masih labil, misalnya daerah :
1. Rangkaian mediterania, seperti Balkan, Iran, India,
dan Indonesia.
2.
Rangkaian
sirkum pasifik, seperti Jepang, Filipina, Cile, dan Amerika Tengah.
|
Tidak ada komentar :
Posting Komentar